Jumat, 28 Januari 2011

Pengaruh Supervisi Kepsek Terhadap Kinerja guru

PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP
MOTIVASI DAN KINERJA GURU
OLEH: DEDI SUPRIADI SPd.I, MPd

Pendahuluan
Reformasi pendidikan merupakan respons terhadap perkembangan tuntutan global sebagai suatu upaya untuk mengadaptasikan sistem pendidikan yang mampu mengembangkan sumber daya manusia (SDM) untuk memenuhi tuntutan zaman yang sedang berkembang. Melalui reformasi inilah pendidikan harus berwawasan masa depan yang memberikan jaminan bagi perwujudan hak-hak azazi manusia untuk mengembangkan seluruh potensi dan prestasinya secara optimal. Untuk itu Pemerintah juga merespon positif kemudian berupaya meningkatkan mutu Pendidikan secara maksimal, dengan melakukan berbagai pembenahan, perubahan dan pembaharuan secara terus menerus dalam system Pendidikan Kita. Salah satunya adalah, lahirnya Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 tahun 2005, serta PP No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan ditambah dengan Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No.16 tahun 2007 yang mengatur tentang kulifikasi dan standar kompetensi guru kemudian dipertegas lagi melalui Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No. 18 tahun 2007 tentang sertifikasi guru dalam jabatan tidak lain dalam rangka pemberdayaan serta peningkatan profesionalisme Guru.
a. Peran kepala sekolah sebagai supervisor
Namun perubahan yang dilakukan pemerintah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan melalui profesionalisme guru akan sia-sia tanpa campur tangan dan kerja keras kepala sekolah sebagai “top leader” atau manager yang mampu memenej secara administrative dan progresif serta “peka” dalam segala persolan yang ada disekolahnya, sebab kepemimpinan merupakan factor penting yang menentukan bejalan atau tidaknya sebuah organisasi. Maka dari itu Kepala Sekolah adalah Pemimpin bagi sekolahnya yang dituntut memiliki kemampuan manejerial sehingga dapat mengarahkan dan mengerahkan segenap sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan organisasi, yaitu pada pencapaian efisiensi dan efektifitas pembelajaran sehingga menjadi suatu keharusan bahwa salah satu tugas kepala sekolah adalah Supervisor, yaitu mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan. Sergiovani dan Starrat (1993) menya-takan bahwa “ Supervision is a process design to help teacher and supervisor learn more about their practice, to be able to use their knowledge and skills to better serve parents and schools, and to make the school a more affective learning community”. (Mulyasa, 2007: 111) penjelasanya bahwa supervise merupakan sebuah proses yang didesain untuk membantu guru dan pengawas (kepala sekolah) lebih memahami tentang tugasnya, untuk dapat menggunakan pengetahuan dan keahlian mereka melayani para orang tua siswa dan sekolah dengan lebih baik, dan menjadikan sekolah sebagai komunitas belajar yang lebih effektif.”
Supervisi sendiri berasal dari bahasa Inggris supervision yang terdiri dari kata super dan vision. Super yang berarti tertinggi, sedangkan vision berarti melihat-lihat atau meninjau. Secara etimologi supervisi berarti meninjau yang dilakukan oleh pihak atasan terhadap bawahan dengan cara mengawasi dan menilai untuk menen-tukan, mengidentifikasi, bagaimana cara memberikan bantuan terhadap bawahannya.
Hal senada diungkapkan oleh Arikunto (2004: 5), supervisi merupakan kegiatan mengamati, mengidentifikasi mana hal-hal yang sudah benar, mana yang belum benar, dan mana pula yang tidak benar, dengan maksud agar tepat dengan tujuan memberikan pembinaan.
Dalam upaya meningkatkan mutu kependidikan di Sekolah, maka kepala sekolah harus mampu menjadi mitra kerja yang baik, melakukan supervisi secara profesional, melakukan analisis terhadap kinerja guru secara objektif dan membe-rikan masukan atau rekomendasi bagi pengembangan kegiatan belajar-mengajar ke depan.
Kunjungan kelas dapat digunakan oleh kepala sekolah sebagai salah teknik untuk mengamati kegiatan pembelajaran secara langsung. Kunjungan kelas merupakan teknik yang sangat bermanfaat untuk mendapatkan informasi secara langsung tentang berbagai hal yang berkaitan dengan profesionalisme guru dalam melaksa-nakan tugas pokoknya memgajar; terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran, media yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran, serta mengetahui secara langsung kemampuan peserta didik dalam menangkap materi yang diajarkan.
Pelaksanaan supervisi oleh Kepala Sekolah juga penting untuk mendapatkan perhatian dan dilaksanakan, seperti dinyatakan dalam buku pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah (Depdikbud 1993: 1) bahwa:
“Peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan merupakan strategi yang harus diusahakan terus menerus oleh semua aparat pendidikan. Untuk mewujudkan strategi pendidikan tersebut maka lembaga-lembaga pengelola pendidikan hendaklah mempunyai kemampuan untuk mengendalikan dan menilai secara kontinyu, menggunakan metode penyajian, sarana, dana, tenaga serta waktu yang efisien, sehingga unsur kepengawasan mempunyai makna yang penting dalam pengelolaan pendidikan”.
Hal yang sama membahas pentingnya pelaksanaan supervisi oleh Kepala Sekolah, juga tampak jelas dalam buku evaluasi dari akreditasi sekolah maupun peni-laian kinerja guru yaitu dengan adanya uraian butir-butir pertanyaan yang menyang-kut penilaian masalah pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah. Dari uraian tersebut tergambar betapa supervisi memiliki peran dalam suatu sistem pengelolaan pendidikan dalam upaya menuju peningkatan mutu pendidikan.
b. Dampak positif supervisi kepala sekolah
Kepala sekolah selaku supervisor, dengan melaksanakan program supervisi kunjungan kelas, diharapkan akan membawa dampak yang positif sehingga Guru termotivasi untuk melaksanakan tugas-tugas guru yaitu suatu keadaan atau kondisi yang mendorong dan mengarahkan individu dalam melaksanakan tugasnya secara tekun dan kontinyu, bahkan karena besarnya dorongan/motivasi seorang guru dalam melaksanakan tugasnya tanpa banyak mempertimbangkan berapa imbalan materi yang akan diperoleh atas kinerjanya, Dalam fungsinya sebagai penggerak para guru, Kepala Sekolah harus mampu menggerakkan guru agar kinerjanya menjadi meningkat karena guru merupakan ujung tombak untuk mewujudkan manusia yang berkualitas. Guru akan bekerja secara maksimum apabila didukung oleh beberapa faktor diantaranya adalah kepemimpinan Kepala Sekolah.
Menjadi guru tanpa motivasi kerja akan cepat merasa jenuh karena tidak adanya unsur pendorong. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya gairah kerja guru, agar guru mau bekerja keras dengan menyumbangkan segenap kemampuan, pikiran, keterampilan untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Guru menjadi seorang pendidik karena adanya motivasi untuk mendidik. Bila tidak punya motivasi maka ia tidak akan berhasil untuk mendidik atau jika dia mengajar karena terpaksa saja karena tidak kemauan yang berasal dari dalam diri guru.

c. Kinerja sebagai refleksi kesuksesan

Tahapan mengajar yang harus dilalui oleh seorang guru adalah merencanakan pengajaran, melaksanakan proses belajar mengajar, dan menilai hasil belajar yang merupakan serentetan kegiatan yang saling bertautan dan tidak terpisahkan satu sama lainnya. Kegiatan tersebut bukanlah merupakan pekerjaan mudah yang setiap orang dapat melaksanakan atau bahkan setiap guru belum tentu dapat melakukan kegiatan tersebut dengan baik dan benar. Walaupun terasa berat, mau tidak mau, siap atau tidak siap guru dituntut untuk melaksanakannya karena hal ini telah menjadi bentuk dari kinerja guru.
Menurut Winardi (2001) Motivasi merupakan suatu kekuatan potensial yang ada pada diri seseorang manusia, yang dapat dikembangkannya sendiri, atau dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang pada intinya sekitar imbalan moneter, dan imbalan non moneter, yang dapat mempengaruhi hasil kinerjanya secara positif atau negative, hal mana tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan dan jika dalam bertugas guru yang mempunyai motivasi kerja akan sejalan dengan program-program kinerjanya. Hal ini sejalan dengan yang dinyatakan oleh Soetjipto dan Kosasi (1999: 230) bahwa, kualitas proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh kualitas kinerja guru.
Kinerja merefleksikan kesuksesan suatu organisasi, maka dipandang penting untuk mengukur karakteristik tenaga kerjanya. Kinerja guru merupakan kulminasi dari tiga elemen yang saling berkaitan yakni keterampilan, upaya sifat keadaan dan kondisi eksternal (Sulistyorini, 2001). Tingkat keterampilan merupakan bahan mentah yang dibawa seseorang ke tempat kerja seperti pengalaman, kemampuan, kecakapan antar pribadi serta kecakapan tehknik yang dimilikinya. Oleh karena itu, usaha meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, perlu secara terus menerus mendapatkan perhatian dari penanggung jawab sistem pendidikan. Untuk menanamkan peranannya ini kepala sekolah harus menunjukkan sikap persuasif dan keteladanan. Sikap persuasif dan keteladanan inilah yang akan mewarnai kepemimpinan termasuk didalamnya pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru yang ada di sekolah tersebut.

Penutup

Kepala Sekolah sebagai edukator, supervisor, motivator yang harus melaksanakan pembinaan kepada para karyawan, dan para guru di sekolah yang dipimpinnya karena faktor manusia merupakan faktor sentral yang menentukan seluruh gerak aktivitas suatu organisasi, walau secanggih apapun teknologi yang digunakan tetap factor manusia yang menentukannya.

Untuk memaksimalkan kinerja guru tersebut perlu dilakukan upaya-upaya yang dapat memotivasi guru untuk menjadi yang lebih baik, salah satunya adalah dengan memaksimalkan peran serta kepala sekolah dalam upaya memberikan bantuan, perbaikan ataupun pembinaan terhadap kinerja guru dalalm proses pembelajaran di kelas. Bentuk supervisi ini dapat berupa mengintensifkan pelaksanaan kunjungan kepala sekolah, pengecekan dan penilaian kelengkapan administrasi mengajar guru, serta perbaikan dan pembinaan kepala sekolah terhadap aparatur sekolah. Dengan perlakuan demikian, guru bertanggung jawab atas profesinya sedikit banyaknya akan terpacu untuk melaksanakan tugas sebaik mungkin, karena Guru identik dengan manusia yang memiliki komitmen tinggi terhadap regenerasi suatu bangsa bahkan dalam persepektif yang lebih integralistik guru adalah faktor penentu dan ujung tombak keberhasilan implementasi kebijakan termasuk pembentukan karakter bangsa.
Penulis :Adalah Direktur “CEC” (Care Educational Community)

4 komentar:

  1. ass,,,
    tujuan saean adalah;meningkatkan study2 tentang asia tenggara.
    meningkatkan kerja sama yang aktif serta saling membantu satu sama lain dalam masalah ekonomi sosial budaya dan teknik.
    By; Dede kh 9d

    tujuan asean adalah saling memberikan bantuan dalam bentuk sarana2 latihan dan penelitian dalam bidang2 pendidikan profesional teknik dan administrasi.
    memelihara kerjasama yang erat dan berguna bagi organisasi2 internasional dan regional yang ada dan bertujuan serupa.
    BY:SUSANTI 9D

    BalasHapus
  2. ass,,,
    tujuan di konsferensi asia afrika adalah mengembangkan saling pengertian dan kerja sama antara bangsa" asia,afrika serta untuk timbal balik maupun kepentingan brsama.
    BY;YANTI HY 9D

    meninjau masalah2 hubungan sosial ekonomi dan kebudayaan dalam hubungan'y dengan negara2 peserta.
    BY;SUSANTI 9D

    meninjau kedudukan asia afrika serta memberikan sumbangan untuk meningkatkan perdamaian dan kerja sama internasional.
    BY;DEDE KH 9D

    BalasHapus
  3. Tujuan diadakannya KAA yaitu salah satunya untuk memajukan kehendak yg luhur (Goodwill)dan kerjasama antar bangsa2 Asia dan Afrika,dan memajukan kepentingan2 mereka baik yang silih ganti maupun yg bersama serta menciptakan dan memajukan persahabatan atau hubungan sebagai tetangga yg baik.

    by; MARYANTI 9C

    BalasHapus
  4. Tujuan diadakannya Konferensi Asia Afrika, antara lain:

    1. memajukan kerja sama bangsa-bangsa di Asia dan Afrika dalam bidang sosial, ekonomi, dan kebudayaan;
    2. memberantas diskriminasi ras dan kolonialisme;
    3. memperbesar peranan bangsa Asia dan Afrika di dunia dan ikut serta mengusahakan perdamaian dunia dan kerja sama internasional.
    4. bekerja sama dalam bidang sosial, ekonomi, dan budaya,
    5. membicarakan masalah-masalah khusus yang menyangkut kepentingan bersama seperti kedaulatan negara, rasionalisme, dan kolonialisme.
    NI RIANTO 9A

    BalasHapus